Pelatihan Penyegaran Aplikasi Elektronik Sistem Informasi Surveilans Malaria (e-SISMAL) Versi II


Horison Kotaraja Tanggal 22-25 Oktober 2019

      Malaria masih menjadi masalah global, menurut World Malaria Report 2017 pada tahun 2016 terdapat 216 juta kasus Malaria baru di seluruh dunia dan diperkirakan angka kejadian Malaria global telah menurun sebanyak 18% dari tahun 2010-2016. Di Indonesia sendiri diperkirakan 31% penduduk Indonesia tinggal di daerah dengan API yang beresiko tertular Malaria. Dari 514 Kabupaten/Kota yang ada di Indonesia saat ini, 48% masih merupakan wilayah endemis Malaria.
     Secara Nasional berdasarkan laporan rutin kasus Malaria selama tahun 2009-2016 cenderung menurun yaitu pada tahun 2009 kasus sebanyak 414.439 dengan API sebesar 1,85 per 1000 penduduk menurun menjadi 218.450 dengan API sebesar 0,84 per 1000 penduduk pada tahun 2016, walupun telah terjadi penurunan kasus secara nasional, di daerah yang kasus Malaria tinggi angka API masih sangat tinggi dibandingkan angka Nasional. Sedangkan pada daerah dengan kasus Malaria yang rendah sering terjadi KLB (Kejadian Luar Biasa) sebagai akibat adanya kasus impor.
       Pengendalian Malaria di Indonesia yang tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 293/MENKES/SK/IV/2009 tanggal 28 April 2009 tentang Eliminasi Malaria di Indonesia bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang hidup sehat, yang terbebas dari penularan Malaria secara bertahap sampai tahun 2030. Komitmen eliminasi Malaria ini didukung oleh Kementerian Dalam Negeri melalui surat edaran Mendagri No.443.41/465/SJ Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Program Eliminasi Malaria di Indonesia.
       Surveilans merupakan kegiatan penting dalam upaya eliminasi, karena salah satu syarat eliminasi adalah pelaksanaan surveilans yang baik. Pencatatan dan Pelaporan merupakan salah satu hal penting untuk mendukung terselenggaranya sistem Surveilans yang baik. Salah satu upaya untuk meningkatkan validitas dan kelengkapan dalam pelaporan data Malaria, maka pada tahun 2010dikembangkan software e-SISMAL Versi I yang berupa aplikasi excel based system dimana aplikasi pencatatan dan pelaporan Malaria dengan menggunakan e-SISMAL excel memerlukan banyak penyesuaian karena masih terdapat beberapa kekurangan oleh karena itu perlu dikembangkan e-SISMAL excel based menjadi online sistem, hal tersebut merupakan cara untuk meningkatkan fungsi e-SISMAL sebagai sistem pencatatan dan pelaporan data Malaria.
      Berdasarkan hal tersebut maka, Dinas Kesehatan Provinsi Papua UPT ATM melaksanakan program pelatihan Penyegaran Elektronik Sistem Informasi Surveilans Malaria Versi 2 bertempat di Hotel Horrison Kotaraja pada tanggal 22-25 Oktober 2019. Peserta yang diundang dari 16 Kabupaten/Kota dengan jumlah masing-masing peserta per kabupaten adalah 4 orang. Kegiatan ini difasilitasi dukungan anggaran dari Global Fund ATM Provinsi Papua dan Fasilitator Tim dari Pusat dan Provinsi.
        Diharapkan dalam pertemuan ini, dapat meningkatkan kinerja pencatatan dan pelaporan data Malaria dari masing-masing Kabupaten/Kota. Khusus untuk Kabupaten Yahukimo peserta yang hadir adalah. Penanggung Jawab Program Malaria (Pak. Bernad Malisngorar, SKM), pembantu koordinator laporan PKM Aplim (Pak.Yonas Hubusa, SKM), PJ Malaria Puskesmas Dekai (dr.Arga), Farmasi Logmal Puskesmas Dekai (Melisa Lambang).
        Data Malaria yang diharapkan tercatat secara sistem Offline dan Online di Aplikasi e-SISMAL Versi 2 diharapakn berasal dari 33 Puskesmas dan 1 RSUD, kenyataan yang bisa dilaporkan adalah data Malaria dari Puskesmas Dekai. Hal ini disebabkan karena laporan dari faskes lainnya tidak berjalan entah apa penyebabnya, semoga ke depan hal ini bisa teratasi dan mohon ada solusi dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Yahukimo dan Kepala Puskesmas serta Direktur RS Dekai.

Data Laporan Malaria Tingkat Provinsi Papua Tahun 2019 :



Dokumentasi Kegiatan:





Sumber: Admin



Komentar